Nama
|
:
|
Anies Rasyid Baswedan
|
Tanggal Lahir
|
:
|
07 Mei 1969
|
Tempat lahir
|
:
|
Kuningan, Jawa Barat
|
Kebangsaan
|
:
|
Indonesia
|
Zodiac
|
:
|
Taurus
|
Istri
|
:
|
Fery Farhati Ganis
|
Ayah
|
:
|
Rasyid Baswedan
|
Ibu
|
:
|
Aliyah Rasyid
|
Relasi
|
:
|
Abdurrahman Baswedan (kakek)
|
Anak
|
:
|
4
|
Mutiara Annisa Baswedan
|
||
Mikail Azizi Baswedan
|
||
Kaisar Hakam Baswedan
|
||
Ismail Hakim Baswedan
|
||
Alma mater
|
:
|
Universitas Gadjah Mada
|
University of Maryland
|
||
College Park
|
||
Pekerjaan
|
:
|
Akademisi
|
Agama
|
:
|
Islam
|
Situs web
|
:
|
www.aniesbaswedan.com
|
Minggu, 07 Februari 2016
Biografi Anies Baswedan
Anies Rasyid Baswedan, Ph.D, adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke-26.
Ia adalah seorang intelektual dan akademisi asal Indonesia. Cucu dari pejuang
kemerdekaan Abdurrahman Baswedan, ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar
dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di
Indonesia pada tahun 2007, saat menjadi rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun.
Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia
ikut mencalonkan diri menjadi calon presiden lewat konvensi Partai Demokrat.
Anies dilahirkan di Kuningan,
Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah
Rasyid. Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia
bersekolah di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD
Laboratori, Yogyakarta.
Setelah lulus SD, Anies
diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Dia bergabung dengan Organisasi
Siswa Intra Sekolah di sekolahnya, dan menduduki jabatan sebagai pengurus
bidang humas yang dijuluki sebagai "seksi kematian," karena tugasnya
mengabarkan kematian. Anies juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia
tutup tahun di SMP-nya.
Lulus dari SMP, Anies
meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif
berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS, dan mengikuti pelatihan
kepemimpinan bersama tiga ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia. Hasilnya, Anies
terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985. Pada tahun 1987, dia
terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama
setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Program ini membuatnya
menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.
Sekembalinya ke Yogyakarta,
Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Ia bergabung dengan
program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta,
dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.
Anies diterima masuk di
Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif
berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu
anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.
Di fakultasnya, Anies
menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani kelahiran kembali
Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun
1992, dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan. Anies
membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan
senat sebagai lembaga legislatif, yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993.
Masa kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset,
sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden
Soeharto, Hutomo Mandala Putra. Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan
penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.
Pada tahun 1993, Anies
mendapat beasiswa dari untuk JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas
di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan
setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan.
Setelah lulus kuliah, Anies
bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum mendapat beasiswa
Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan
internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of
Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III
Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.
Sesaat setelah lulus dari
Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam
bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia
bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy
Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow,
penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam
bidang ilmu politik pada tahun 2004. Disertasinya doktoralnya yang berjudul Regional
Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari
kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah
daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten/
kota di Indonesia. Dia lulus pada tahun 2005.
Dalam berbagai kesempatan,
Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia jadikan pedoman dalam
memilih karier. Apakah secara intelektual dapat tumbuh, apakah masih dapat
menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, apakah mempunyai
pengaruh sosial.
Selesai program Strata 1 (S1)
di Fakultas Ekonomi UGM, Anies Baswedan sempat berkarier sebagai peneliti dan
koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM. Kariernya di
sana tak berlangsung lama, sebab pada 1996 ia mendapatkan beasiswa program
master ke Amerika Serikat.
Selesai mengambil kuliah
doktor pada 2004, karena tidak memiliki uang untuk kembali ke tanah air, Anies
sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi
perusahaan elektronik sedunia.
Ia kemudian bergabung dengan
Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah lembaga non-profit
yang berfokus pada reformasi birokrasi di beragam wilayah di Indonesia dengan
menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Hal ini tentu saja
tak lepas dari kepeduliannya terhadap demokrasi, otonomi daerah dan
desentralisasi seperti tertuang dalam disertasi dan artikel-artikelnya di
beragam jurnal dan media.
Ia kemudian menjadi direktur
riset The Indonesian Institute. Ini merupakan lembaga penelitian kebijakan
publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang
dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tak lepas dari latar
belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik.
Pada 15 Mei 2007, Anies
Baswedan menemui momen penting dalam kariernya. Ia dilantik menjadi Rektor
Universitas Paramadina, Dilantiknya Anies menjadi rektor membuatnya tercatat
sebagai rektor termuda di Indonesia, dimana saat itu usianya baru menginjak 38
tahun.
Gagasan ini sebenarnya
berawal ketika Anies Baswedan masih menjadi mahasiswa UGM sekitar dekade
1990-an. Pada masa itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang mantan
rektor UGM periode 1986-1990: Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri (Pak Koes).
Pada tahun 1950an, Pak Koes menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan
Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA
di daerah, khususnya di luar Jawa.
Dalam beberapa kasus, PTM ini
justru mendirikan SMA baru dan pertama di sebuah kota kabupaten. Pak Koes
adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8 orang yang menjadi angkatan
pertama PTM ini. Dia berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa
tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak serta 3 siswa paling cerdas untuk
kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari menjadi
Gubernur Bank Indonesia. Cerita penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber
inspirasi bagi Indonesia Mengajar.
Anies Baswedan saat
di Majene, daerah penugasan Pengajar Muda Indonesia Mengajar
Selepas dari UGM, Anies
Baswedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat.
Tinggal, belajar dan bekerja di sana membuatnya memahami bahwa anak-anak
Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di lingkungan
global. Tetapi, kompetensi kelas dunia saja tak cukup. Anak-anak muda Indonesia
harus punya pemahaman empatik yang mendalam seperti akar rumput meresapi tanah
tempatnya hidup.
Semua proses di atas, secara
perlahan membentuk ide besar Gerakan Indonesia Mengajar. Konstruksi dasarnya
mulai terumuskan pada pertengahan 2009. Ketika itu, Anies mendiskusikan dan menguji
idenya pada berbagai pihak. Gagasan ini kemudian siap mewujud ketika beberapa
pihak berkenan menjadi sponsor. Proses untuk mendesain dan mengembangkan konsep
Indonesia Mengajar pun dimulai pada akhir 2009, dengan membentuk tim kecil yang
kemudian berkembang hingga menjadi organisasi seperti sekarang ini. Sampai saat
ini pun, Anies Baswedan merupakan salah satu pendiri dan juga Ketua Yayasan
Gerakan Indonesia Mengajar.
Sepak terjang Anies Baswedan
di bidang pendidikan membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019. Anies merupakan salah
satu menteri yang datang dari kalangan profesional di Kabinet Kerja.
Anies menilai bahwa
pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia. Ia merasa peningkatan
kualitas pendidikan akan terjadi dengan meningkatkan kualitas guru. Menurutnya
pendidikan adalah interaksi antar manusia di mana peran guru menjadi begitu
sentral. Peningkatan kualitas guru adalah salah satu hal yang ingin ia lakukan
selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
1. Harian Rakyat Merdeka
menganugerahkan The Golden Awards pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) harian
ini yang ke 14 pada Juni 2013. Anies dipilih atas inspirasinya di bidang
pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar.
2. Pada Agustus 2013, Anies
Baswedan mendapatkan Anugerah Integritas Nasional dari Komunitas Pengusaha
Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Penilaian
ini didasari atas survey yang dilakukan pada 2012 tentang persepsi masyarakat
terhadap sejumlah tokoh nasional.
3. Dompet Dhuafa memberikan
penghargaan Dompet Dhuafa Award 2013 kepada Anies Baswedan pada Juli 2013.
Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai telah memberikan
inspirasi kebajikan bagi masyarakat dan berkontribusi bagi bangsa. Anies Baswedan
menerima penghargaan kategori pendidikan. Ia dipilih karena usahanya melunasi
janji kemerdekaan di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar.
4. Anies Baswedan juga menerima
penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Anugerah Hari Sastra Indonesia. Penghargaan
ini diberikan pada saat perayaan Hari Sastra Nasional pada 3 Juli 2013 di Balai
Budaya Pusat Bahasa, Rawamangun, Jakarta. Anies mendapat penghargaan kategori
tokoh inspiratif. Anies dirasa memiliki track record serta kepedulian dalam
memperjuangkan kemajuan untuk Indonesia.
1.
Gerald Maryanov Award
Pada
2004 Anies Baswedan menerima penghargaan Gerald Maryanov Fellow dari Departemen
Ilmu Politik Universitas Northern Illinois.
2. 100
Intelektual Publik Dunia
Pada
2008 Majalah Foreign Policy memasukkan Anies Baswedan dalam 100 Intelektual
Publik Dunia. Anies merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada
daftar hasil rilis majalah tersebut. Dalam daftar itu nama Anies sejajar dengan
tokoh dunia seperti Noam Chomsky (tokoh perdamaian), para penerima nobel
seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen.
3. Young Global
Leaders
Jiwa
kepemimpinan Anies Baswedan juga membuahkan hasil dengan hadirnya nama Anies
dalam salah satu Young Global Leaders pada Februari 2009 yang diberikan oleh
World Economic Forum.
4. 20 Tokoh
Pembawa Perubahan Dunia
Dua
tahun berselang setelah mendapat penghargaan 100 Intelektual Publik Dunia, pada
April 2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa
perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di
Jepang. Dalam edisi khusus “20 orang 20 tahun”, Majalah ini menampilkan 20
tokoh yang diperkirakan akan menjadi perhatian dunia. Mereka akan berperan
dalam perubahan dunia dua dekade mendatang. Menurut majalah itu Anies Baswedan
dinilai sebagai salah satu tokoh calon pemimpin Indonesia masa mendatang. Nama
Anies berdampingan dengan Vladimir Putin (Perdana Menteri Rusia), Hugo Chavez
(Mantan Presiden Venezuela), David Miliband (Menteri Luar Negeri Inggris),
Rahul Gandi (Sekjen Indian National Congress India), serta Paul Ryan (politisi
muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS).
5. PASIAD
Education Award
Anies
Baswedan menerima penghargaan dari The Association of Social and Economic
Solidarity with Pacific Countries (PASIAD) kategori Pendidikan dari Pemerintah
Turki pada tahun 2010. Penghargaan ini diberikan kepada pengajar, pelajar
maupun individu yang telah berkontribusi untuk dunia pendidikan. Anies Baswedan
menerima penghargaan ini karena telah membuat anak-anak muda terbaik untuk
mengajar di daerah terpencil yang jauh dari akses pendidikan melalui program
Indonesia Mengajar.
6. Nakasone
Yasuhiro Award
Anies
Baswedan menerima Nakasone Yasuhiro pada Juni 2010. Penghargaan ini diberikan
langsung oleh Mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone. Penghargaan ini
diberikan kepada orang-orang visioner yang membawa perubahan dan memiliki daya
dobrak, demi tercapainya abad 21 yang lebih cerah. Anies dirasa adalah salah
satu sosok visioner tersebut. Hanya beberapa orang asal Indonesia yang pernah
menerima penghargaan bergengsi ini, seperti Rizal Sukma (Peneliti CSIS) dan
Wayan Karna (Dekan ISI Denpasar).
7. 500 Muslim
Berpengaruh di Dunia
Penghargaan
yang diterima Anies Baswedan juga hadir dari kawasan Timur Tengah. The Royal
Islamic Strategic Studies Center, Jordania, memasukkan nama Anies dalam daftar
The 500 Most Influential Muslims pada Juli 2010. Penghargaan ini diberikan
untuk 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia.
Rekam jejak Anies
Baswedan
Anies
Baswedan merupakan putra pasangan Rasyid Baswedan (Mantan Wakil Rektor
Universitas Islam Indonesia) dan Aliyah (Guru Besar Universitas Negeri
Yogyakarta).
Anies
terpilih sebagai Ketua Panitia Tutup Tahun SMP Negeri 5 Yogyakarta, tempatnya
menuntut ilmu. Lewat ini pula kepemimpinan Anies mulai muncul.
Anies
dipilih menjadi Wakil Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) S MA 2
Yogyakarta. Pada tahun ini ia mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300
Ketua OSIS Se-Indonesia dan dipilih menjadi Ketua OSIS Se-Indonesia.
Anies
terpilih menjadi peserta AFS, program pertukaran pelajar siswa
Indonesia-Amerika. Selama satu tahun Anies tinggal di Milwakuee, Wisconsin,
Amerika Serikat. Satu tahun di Negeri Paman Sam cakrawala berpikirnya terbuka
luas.
Televisi
Republik Indonesia (TVRI) Yogyakarta memilih Anies menjadi salah satu
pewawancara tetap di acara bertajuk Tanah Merdeka. Pengalaman ini membuat ia
banyak belajar dari kehidupan orang-orang besar.
Jiwa
kepemimpinan Anies semakin terasah saat ia menjadi Ketua Senat UGM di tahun
ini. Anies memimpin Senat UGM setelah organisasi kampus lama dibekukan oleh
Orde Baru (Orba).
Intelektualitas
Anies saat mahasiswa semakin terasah saat ia mengikuti program musim panas di
Sophia University, Jepang. Beasiswa ini diberikan oleh Japan Airlines
Scholarship dari JAL Foundation.
Anies
menikah dengan Fery Farhati Ganis. Pasangan ini kini telah dikaruniai empat
orang anak.
Keinginan
untuk terus belajar membawa Anies mendapat beasiswa melanjutkan studi master
bidang International Security and Economic Policy di University of Maryland,
College Park.
Sewaktu
mengambil studi master, Anies dianugerahi William P. Cole III Fellowship dari
School of Public Policy, University of Maryland. Di tahun ini pula ia
mendapatkan ASEAN Student Awards Program dari USAID – USIA – NAFSA.
Anies
melanjutkan studinya setelah mendapat beasiswa program doktoral dari Northern
Illinois University. Ia menulis disertasi mengenai “Otonomi Daerah dan Pola
Demokrasi di Indonesia”.
Anies
meraih Gerald S. Maryanov Fellow dari Northern Illinois University. Beasiswa
ini diberikan bagi mahasiswa Northern Illinois University dengan prestasi dan
integritas dalam pengembangan ilmu politik.
Anies
mengemban tugas menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Ini adalah
sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik.
Kepedulian
Anies dalam permasalahan desentralisasi dan otonomi daerah seperti dalam
disertasi membuatnya mengemban tugas sebagai Penasihat Nasional di Partnership
for Governance Reform.
Anies
menjadi rektor termuda di Indonesia (berusia 38 tahun) saat dipilih menjadi
Rektor Universitas Paramadina. Ia membuat Paramadina Fellowship, program ini
menggagas rekrutmen anak-anak terbaik. Anies juga menggagas pengajaran anti
korupsi dengan membuat mata kuliah wajib Anti Korupsi.
Majalah
Foreign Policy mencatat Anies sebagai salah satu Top 100 Public Intellectuals.
Ia merupakan satu-satunya figur dari Indonesia dan Asia Tenggara yang masuk
dalam daftar 100 intelektual dunia.
Anies
mendirikan Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan ini mengirimkan
anak-anak muda terbaik bangsa (Pengajar Muda) untuk mengajar di Sekolah Dasar
(SD) di daerah terpencil. Program ini ditujukan untuk mengisi kekurangan guru
berkualitas dan menjadi wahana kepemimpinan anak-anak muda terbaik agar
memiliki kompetensi global dan pemahaman akar rumput.
Anies
menjadi salah satu dari World’s 20 Future Figure dari Majalah Foresight yaitu
20 orang yang diprediksi akan mengubah dunia dalam 20 tahun yang akan datang.
Anies
dipilih sebagai salah satu anggota Tim 8 untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi
dua pimpinan KPK, Bibid Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Kedua pimpinan itu
ramai dikaitkan dalam perseteruan Kepolisian versus KPK dengan sebutan “Cicak
Versus Buaya”.
Royal
Islamic Strategic Centre, Yordania menempatkan Anies Baswedan sebagai salah
satu dari 500 orang di seluruh dunia yang dianggap sebagai Muslim berpengaruh.
Kurangnya
bacaan di pelosok negeri membuat Pengajar Muda beserta Anies Baswedan menggerakkan
ratusan orang dan institusi untuk mengirimkan buku dan membentuk perpustakaan
di daerah-daerah. Anies menamakan gerakan ini sebagai Indonesia Menyala dengan
harapan seluruh titik di negeri ini akan menyala oleh ilmu pengetahuan.
Pada
15 Agustus 2011, Anies Baswedan memberikan orasi "Melunasi Janji
Kemerdekaan" di Universitas Paramadina, Jakarta.
Anies
berhasil menggerakkan ribuan orang di berbagai kota untuk mengorganisir dan
mengajar selama satu hari di Sekolah Dasar. Inisiatif ini memacu orang-orang
untuk memahami kondisi pendidikan di lapangan dan turun tangan langsung untuk
ambil bagian menyelesaikannya.
Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Anies untuk memimpin Komite Etik KPK. Tugas
Komite ini adalah memeriksa bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) kasus
korupsi proyek Hambalang.
Anies
tergerak untuk mengajak semua orang terlibat mengurus negeri dengan
menginisiasi Gerakan TurunTangan. Gerakan ini mendorong keterlibatan aktif
dalam politik dan pemerintahan yang dimotori oleh anak-anak muda. Lebih dari
37.000 Relawan TurunTangan bergerak bersama mendorong politik yang bersih dan
baru di berbagai wilayah.
Sebagai
warga negara yang ingin turun tangan melunasi janji kemerdekaan, Anies menerima
tawaran menjadi peserta Konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat.
Konsistensi
Anies untuk terus mendorong orang baik mengelola pemerintahan ia lakukan dengan
menjadi juru bicara bagi pasangan Jokowi-JK dalam pemilu presiden (pilpres
2014). Anies adalah tokoh yang paling kerap disebut bersama dengan Jokowi di
media sosial selain. Senada dengan pernyataan Jokowi bahwa Anies dekat dengan
kalangan anak muda, pengaruh Anies sangat terasa pada dukungan beragam
komunitas anak muda dan kreatif pada pasangan Jokowi-JK. Sebagai jubir Anies
banyak menyampaikan pesan-pesan positif dan pendidikan politik bagi publik
khususnya anak muda.
Pasca
kemenangan pasangan Jokowi-JK dalam pilpres 2014, Anies diundang membantu Tim
Transisi. Anies merupakan Deputi Tim Transisi Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra).
Bidang kerja Anies meliputi dua janji utama Jokowi-JK dalam kampanye pilpres
yakni Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Bidang ini juga
meliputi beragam isu fundamental pembangunan manusia Indonesia seperti
pendidikan, pangan, dan kesehatan. Bersama tim transisi bidang kesra Anies
telah menghasilkan beragam isu, solusi dan masukan kebijakan bagi pemerintahan
Jokowi-JK ke depan.
Rekam
jejak Anies yang mumpuni di bidang pendidikan membuatnya dipilih menjadi
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Kerja Periode
2014-2019. Anies adalah salah satu profesional dari 34 menteri di kabinet
tersebut.
Sumber :
Wikipedia bahasa Indonesia, aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan
Rabu, 03 Februari 2016
Al I’tiraf - Sebuah Pengakuan
Original Arabic Lyrics (by Abu Nawas from Baghdad)
Ilahi lastu lilfirdausi ahla, walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz- dzanbil ‘adzimi….
Dzunubi mitslu a’daadir- rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbii zaaidun kaifa -htimaali
Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad di’aaka
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka
Ilahi lastu lilfirdausi ahla, walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz- dzanbil ‘adzimi….
Tuhan… tidak layak aku masuk ke dalam sorga-Mu, tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu
maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa….
maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa….
Dzunubi mitslu a’daadir- rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbii zaaidun kaifa -htimaali
dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai,
maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan.
dan umur hamba berkurang setiap hari, sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku
maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan.
dan umur hamba berkurang setiap hari, sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku
Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad di’aaka
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka
Tuhan… hamba-Mu penuh maksiat, datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan,
jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap?
jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap?
Nikmati lagunya :